STUDI FILOLOGI BAGI PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN




Nama                           : Naim Musahri Romadhon
NIM/KLS                    : 163231054/2b
Jurusan                        : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu        : Imam Sutardjo, M.Hum.
Makul                          : Filologi Jawa

STUDI FILOLOGI BAGI PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN
A.    Filologi Dan Kebudayaan
Berita tentang hasil budaya masa lampau yang terungkap dalam sastra lama dan dapat dibaca dalam peninggalan yang berupa tulisan, yaitu naskah. Karya sastra Nusantara yang pada saat ini tersimpan dalam naskah lama merupakan peninggalan pikiran para leluhur (nenek moyang).
1.      Batasan Filologi
Filologi adalah suatu pengetahuan tentang sastra, sastra dalam arti yang luas. Adapun wilayah jangkauan studi filologi meliputi aspek kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan.
2.      Batasan Kebudayaan
Kebudayaan dalam kajian ini ialah keseluruhan pengetahuan yang dimiliki oleh umumnya warga yang berada dalam masyarakat-masyarakat tertentu, di mana pengetahuan tersebut telah diyakini kebenaran dan kemanfaataannya sehingga ia digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan bersama. Pengetahuan yang secara umum dimiliki dan dijadikan pedoman tadi terwujud ke dalam pola-pola tindakan dan hasil-hasil tindakan.
Dalam definisi ini, kebudayaan dilihat  sebagai  mekanisme  kontrol bagi kelakuan  dan  tindakan  manusia atau sebagai pola-pola bagi kelakuan  manusia.
3.      Peranan Filologi Dalam Pengembangan Kebudayaan
Peningalan Kebudayaan masa lampau yang bermacam-macam yang bentuk seperti candi-candi atau peninggalan purbakala lainnya. Peninggalan suatu kebudayaan ini yang berupa naskah (dokumen bangsa) lebih berharga dibandingkan peninggalan kebudayaan seperti yang berbentuk puing bangunan besar yaitu candi, istana raja, dan pemandiaan suci karena dapat memberikan informasi yang luas dan masih bisa di buktikan keasliannya.
Jadi, pada dasarnya seluruh kebudayaan manusia merupakan suatu proses belajar yang besar yang menghasilkan bentuk-bentuk baru dengan menimba pengetahuan dan kepandaian dari kebudayaan sebelumnya dan kebudayaan Yang akan dirasakan oleh generasi selanjutnya. Kebudayaan yang ada sekarang ini dilalui tiga tahap yaitu : Mistis, Ontologis, dan Fungsional. Tahap Mistis adalah suatu tahap yang sikap manusianya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib di sekitarnya. Tahap Ontologis adalah tahap yang sudah melalui tahap mistis, sehingga sikap manusianya sudah secara bebas ingin meneliti segala hal di luar dirinya. Sedangkan tahap Fungsional adalah tahap yang berada di atas tahap ontologis, yaitu tahap yang sikap dan alam pikiran manusianya sudah nampak makin modern.
Oleh karena itu ahli filologi selain akrab dengan bahasa dan sastra juga mengamati jalannya kebudayaan suatu bangsa. Dengan mengkaji isi rekaman tersebut akan tergalilah kebudayaan lama suatu bangsa, tempat berpijaknya kebudayaan yang ada sekarang.
Dalam pengembangannya,  peranan filologi adalah mengembangkan sastra. Dalam hal ini sastra merupakan manifestasi kehidupan manusia di masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Dalam sastra terdapat keanekaragaman, baik budaya maupun bahasa. Dengan bahasa, manusia bebas mengekspresikan emosi, perasaan cinta kasih, ungkapan kritik dengan bentuk puisi, pantun bahkan yang lain. Dari karya-karya tersebut manusia dapat memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai tata hidup tersebut yang akan menjadi sarana kebudayaan dan komunikasi untuk generasi selanjutnya. Dalam singkatnya, dalam masa kini sastra merupakan sarana dimana manusia bisa menghargai kehidupan.
A.    Filologi Dan Kebudayaan Nusantara
Bangsa indonesia boleh bangga karena memiliki beraneka ragam bahasa dan sastra daerah sebagai warisan nenek moyang yang tak ternilai harganya. Sastra daerah yang beraneka ragam itu turut mewarnai khazanah sastra nusantara dan merupakan alat penunjang untuk memperkaya kesastraan indonesia pada umumnya. Pengalaman-pengalaman jiwa yang tertuang dalam karya sastra daerah itu dapat berfungsi sebagai alat yang tangguh untuk membendung arus masuknya kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian serta kepentingan bangsa indonesia.
1.      Aneka Budaya Nusantara
Penghuni kepulauan nusantara sejak dahulu memiliki berbagai kegiatan dalam berbagai bidang. Kegiatan mereka dapat diketahui antara lain dari peninggalan tertulis yang berupa naskah dan prasasti pada batu tulis. Disamping itu terdapat pula peninggalan yang berupa sastra lisan karena pada mulanya kebanyakan suku bangsa di nusantara baru mengenal tradisi lisan. Karya tulis peninggalan nenek moyang dapat dipelajari untuk memperoleh gambaran kebudayaan pada waktu mereka hidup meskipun tidak lengkap dan tidak menyeluruh.
Kebudayaan nusantara pada waktu dahulu berada dalam kondisi dan posisi yang belum matang sehingga mudah menerima pengaruh dari luar. Kondisi mudah berubah itu erat hubungannya dengan pergerakan dunia pada umumnya. Pertemuan antara kebudayaan satu dengan kebudayaan yang lain sering menimbulkan benturan nilai-nilai. Kebudayaan yang kuat mempengaruhi kebudayaan yang lemah atau akan timbul kebudayaan yang baru. Pertemuan kebudayaan asli dengan kebudayaan lain itu mengakibatkan kebudayaan asli berkembang kearah kebudayaan pribadi manusia yang penuh hasrat.
Kebudayaan nusantara mengalami perjalanan yang panjang dan dipengaruhi oleh beberapa kebudayaan yang dikuasai oleh nilai-nilai agama dan kemudian menjelmakan kebudayaan  Indonesia yang ada sekarang ini diantara kebudayaan yang berpengaruh itu adalah kebudayaan Hindi, Budha, Islam dan kebudayaan luar lainnya.
Orang India datang kedaerah kebudayaan nusantara dalam tiga gelombang yakni awal abad ke 4, abad ke 8 sampai abad ke 9, dan abad ke 11. orang India membawa agama Hindu dan Budha serta kebudayaannya dari tanah asalnya (India). Kebudayaan Hindu dan selama itu orang India telah memperkenalkan tulisan Pallava dan Negeri ke nusantara. Peninggalan tradisi tulisan dari abjad India adalah tradisi sulawesi selatan yang diwakili oleh sastra Bugis dan Makasar. Kedatangan India memberikan perubahan yang besar dalam masyarakat nusantara antara lain bangkitnya kerajaan-kerajaan besar dibawah pimpinan raja-raja penjelmaan dewa Wisnu atau Siwa, istana raja menjadi pusat politik, ekonomi, agama, dan seni, masyarrakat menjadi bertingkat-tingkat sesuai dengan tingkatan dalam agam Hindu.
Agama Islam datang kedaerah kebudayaan nusantara pada abad ke-13 dibawa oleh pedagang-pedagang India yang kebanyakan pengikut berbagai tarekat seperti Qadiriyah, Naqsyabandiah, dan beberapa tarekat kecil yang berpusat pada seorang syekh atau guru Tasawuf. Sesudah kedatangan agama Islam, kedudukan nilai agama dalam struktur kebudayaan nusantara tetap tinggi. Ketuhanannya termasuk monoteisme, pengakuan terhadap tuhan yang satu.
Kebudayaan Nasrani masuk ke nusantara bersama dengan datangnya orang-orang eropa (belanda, inggris, portugis) sekitaran abad ke 17. Awalnya kedatangannya untuk berdagang rempah-rempah kemudian sebagai missionaris dan akhirnya menjajah. Orang-orang eropa memperkenalkan kebudayaan nasrani di nusantara sekitar 350 tahun lamanya.
1.      Sumber kebudayaan nusantara
Kebudayaan nusantara cenderung berkembang disepanjang pantai timur sumatera sampai sepanjang pantai barat Semenanjung Malaka dan didataran rendah pedalaman Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dua pusat tersebut letaknya terpisah secara geografis, berbeda sistem ekonomi dan berbeda sistem kebudayaan.
Melalui berita sejarah dapat diketahui bahwa Hinduisasi mulai berkembang di Jawa pada abad ke 7 dan  ke 8 dan berakar kuat baru pada sekitar tahun 1930. Pada awalnya Hinduisasi hanya dikenal dilingkungan keraton (perkotaan) lambat laun masuk ke desa-desa dan bertemu kebudayaan asli Jawa hal ini mengakibatkan akulturasi budaya.                      Sastra Jawa kuna yang tertua adalah Kakawin Ramayana yang ceritanya mirip dengan Ramayana Walmiki diperkirakan berasal dari abad ke 9 sekitar waktu dibangunnya candi borobudur maupun candi prambanan.
Pada tahun 1000 pulau Jawa memasuki zaman kemajuan kebudayaan. Sastra Jawa kuno dalam sejarah sastra dan kebudayaan nusantara mempunya peranan yang khas, tidak hanya karena tuannya, tetapi karena sastra itu mempengaruhi sastra-sastra daerah se nusantara. Sebagai contoh cerita wayang dalam bahasa melayu yakni hikayat Pandawa Lima, Sang Boma melalui sastra Jawa masuklah dalam kesusastraan Melayu cerita-cerita yang diangkat dari Mahabarata dan Ramayana.
Melalui kesusastraan Jawa masuklah dalam kesusastraan melayu cerita-cerita yang diangkat dari Mahabarata dan Ramayana, misalnya Hikayat Pandawa Lebur, Hikayat Angkawijaya, Hikayat Sri Rama, dan lain-lain. Cerita panji Jawa misalnya, Hikayat Cekel Weneng Pati, Hikayat Panji Semirang, Syair Ken Tambuhan, dan masih banyak lagi cerita lainnya.
Sumatera mempunyai dasar ekonomi penanaman merica, perdagangan, buruh, dan berburu. Kegiatan ekonomi masyarakat Sumatera dapat menjadikan dasar peradaban dan kebudayaan mereka yang khas. Akibat sosial yang terpenting dari pulau Sumatera adalah perdagangan dan pasar. Kedatangan islam di kepulauan nusantara merupakan ciri zaman baru dalam sejarah yang dengan tegas membawa rasionalisme dan pengetahuan akliah serta menegaskan suatu sistem masyarakat yang berdasaran kebebasan orang perorangan, keadilan, kemuliaan kepribadian manusia.
Beberapa judul naskah melayu yang semula memakai nama Hindu diubah dengan judul yang bernafaskan islam, yaitu:
Ø  Hikayat Marakarma diubah menjadi Hikayat Si Miskin
Ø  Hikayat Serangga Bayu diubah menjadi Hikayat Ahmad Muhammad
Ø  Hikayat Indera Jaya diubah menjadi Hikayat Syah i Mardon
Abad ke 16 dan ke 17 Aceh mencapai zaman keemasan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar  Muda (1607-1636) dan masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani (meninggal pada tahun 1641). Dalam dua abad tersebut muncul emapat orang tokoh ulama yang sangat berpengaruh di kawasan nusantara, berikut adalah karya-karya dan ajaran-ajarannya yakni Hauzah Fansuri dengan karyanya Syair Burung Pingai, Syarab al-Asyikin, Syamsuddin Assamatranidengan karyanya Mirat al-Mukmin, Mirat al-Muhaqqidin, Bustanussalatin, Siratalmustakim, Syifa’al Kulub, dan Abudurrauf Singkel dengan karyanya Dakaik al Huruf, Mirat al-Tullab.
Selain sastra keagamaan seperti di atas, terdapat juga sastra islam Melayu yang berupa saduran atau terjemahan dari Arab, Persia atau India antara lain:
1). Hikayat para Nabi sebelum Nabi Muhammad misalnya Hikayat Anbiya, Hikayat Raja Jumjumah, Hikayat Zakariyah.
2). Hikayat Nabi Muhammad dan para sahabatnya misalnya Hikayat Nur Muhammad, Hikayat Nabi Bercukur.
3). Legenda islam misalnya Hikayat Sama’un, Hikayat Sultan Ibrahim Ibn Adham.
4). Pahlawan islam misalnya Hikayat Iskandar Zulkarnain, Hikayat Muhammad Hanafiah.
1.      Filologi Sebagai Penggali Budaya Masa Lampau
Objek Filologi telah dikatakan bahwa filologi mempunyai sasaran kerja yang berupa naskah. Khusus filologi Indonesia naskah-naskah yang perlu ditangani oleh para ahli filologi adalah yang mengandung teks-teks klasik sastra Nusantara. Mengingat ruang lingkup Nusantara itu sangat luas dan jumlah naskahnya cukup banyak, maka cukup beraneka ragam pula khazanah kebudayaan lama yang dikandungnya.
Masyarakat Nusantara bersifat majemuk. Hal ini bisa dilihat dari adanya berbagai suku dan agama. Kemajemukan itu dalam perkembangan sejarahnya menunjukan adanya persatuan dan kesatuan.
Sastra lama Indonesia memperlihatkan adanya unsur-unsur kedaerahan yang saling berkaitan dan bergantungan. Hubungan lintas lewat batas bahasa dan suku dapat diamati dari segi sejarah dan segi tipologi. Dari segi sejarah ada sejumlah naskah yang berisi hubungan antara bahasa dan antar suku, seperti karya sastra jawa yang sejak dahulu telah diterjemahkan kedalam bahasa Melayu, Sunda, Bali, Madura, Sasak, dan lain-lain. Sastra lama merupakan hasil karya sastra yang unik.
Kebanyakan sastra lama dibat khusus untuk perseorangan atau golongan tertentu seperti kaum bangsawan dan pemerintah negara. Oleh karena itu, naskah yang diciptakan tidaklah banyak jumlahnya, dan hal ini menjadikan naskah itu sangat berharga, serta merupakan warisan sastra khazanah negara yang menarik dan mempunyai nilai intrinsik intelek yang perlu disimpan, dilindungi dan dipelihara. Naskah sastra lama yang berbagai jenis bentuk dan isinya dapat diketahui dengan jelas susunan masyarakat dan cara hidup orang pada zaman silam.
Naskah lama merupakan sumber utama yang penting bagi penyelidikan bahasa, sejarah, agama, peradaban, kebudayaan, dan politik masyarakat Nusantara pada waktu silam. Mempelajari sastra lama bukan berarti mempelajari sejarah peradaban bangsa pemilik sastra itu saja. Melalui naskah lama akan diketahui masyarakat zaman silam, perkembangan kejiwaannya, perasaan, pikiran, dan gagasan masyarakat masa itu, sehingga dengan mempelajari sastra lama orang akan dapat memperluas dan memperkaya pandangan hidupnya.
A.    Filologi Sebagai Alat Evaluasi Dan Sumber Inspirasi Pengembangan Kebudayaan
Sastra lama merupakan sumber ilham yang sangat dibutuhkan bagi pengembangan kebudayaan. Dengan demikian studi filologi terhadap sastra lama sangat besar bantuannya bagi pengembangan kebudayaan Indonesia.
Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk terdapat 3 (tiga) golongan kebudayaan-kebudayaan daerah, kebudayaan umum local dan kebudayaan nasional yang masing-masing mempunyai corak tersendiri. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat majemuk adalah saling hubungan antara kebudayaan daerah, kebudayaan umum local, dan kebudayaan nasional.
1.      Poltik kebudayaan
Masalah pengembangan kebudayaan Indonesia pada hakikatnya terbatas kepada masalah pengembangan kesenian Indonesia. Adapun ruang lingkup kesenian itu meliputi seni rupa dan seni suara. Di antara cabang seni suara adalah seni sastra. Seni sastra Indonesia yang bersifat daerah banyak macamnya menurut bahasa daerah yang menjadi pengembannya.
Munculnya bahasa Indonesia dan sastra Indonesia adalah hasil pertemuan antar kebudayaan daerah Nusantara dengan pengaruh kebudayaan Eropa modern. Kebudayaan Indonesia didasarkan atas penggunaan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa baru dan berasal dari bahasa Melayu.
Jadi pada dasarnya kebudayaan Indonesia berbeda dengan kebudayaan daerah meskipun unsur-unsurnya diperkaya oleh berbagai kebudayaan daerah itu dan ditambah berbagai unsur kebudayaan asing. Kebudayaan Indonesia dianggap sebagai kebudayaan yang mengikat dan mempersatukan semua warga negara Indonesia.
Sumbangan sastra daerah pada perkembangan kebudayaan Indonesia mempunyai nilai positif baik ditinjau dari segi kualitatif maupun kuantitatif. Sumber golongan nasional yang terkuat dalam mempengaruhi perkembangan dan pembangunan kebudayaan Indonesia adalah pemerintah RI atau pemerintah pusat. Sumber internasional yang mempengaruhi kebudayaan Indonesia sangat luas lingkungannya karena meliputi seluruh kebudayaan yang ada di dunia luar Indonesia.
2.      Peranan budaya masa lampau dalam pengembangan kebudayaan
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan suatu bangsa sebagai strategi untuk menjamin eksistensi bangsa, mendinamisasikan kehidupan bangsa, membentuk dan mengembangkan kepribadian bangsa dan menata kehidupan bangsa. Untuk itu pendekatan pengembangan kebudayaan nasional Indonesia harus berorientasi kepada :
Ø  Sejarah bangsa di masa lampau
Ø  Kenyataan-kenyataan sosial budaya masa kini
Ø  Cita-cita nasional di masa yang akan datang, yang secara keselurhan pada
Ø  hakikatnya didasarkan atas visi kebudayaan yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945.
Ø  Identitas suatu bangsa didasarkan atas kebudayaannya.
1.      Filologi sebagai penggali inspirasi pengembangan kebudayaan
Mengamati sastra lama dalam rangka menggali kebudayaan Indonesia merupakan usaha yang erat hubungannya dengan pembangunan bangsa Indonesia. Sastra lama Indonesia yang terdapat di beberapa daerah misalnya: Jawa, Melayu, Sunda, Madura, Bali, Aceh, Makasar dan Bugis adalah merupakan rekaman kebudayaan Indonesia dari kurun jaman silam yang mengandung berbagai lukisan kehidupan, buah pikiran, ajaran budi pekerti, nasehat, hiburan, pantangan dan sebagainya termasuk kehidupan keagamaan mereka pada waktu itu. Untuk mengungkapkan kembali latar belakang kebudayaan sastra lama diperlukan pengetahuan masa hidupnya dan sejarah penyebarannya.
Mempelajari sejarah memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan. Ada tiga manfaat yang dapat ditemukan dalam mempelajari sejarah, yaitu:
1). Memberikan pendidikan
2). Memberikan ilham atau inspirasi
3). Memberikan kesenangan atau pleasure. Ada sejumlah naskah Nusantara yang mengandung fakta sejarah yang oleh pengarang sastra lama di olah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu sajian yang berupa rekaan yang menarik misalnya : sejarah Melayu, Hikayat Hang Tuah, Babad Tanah Jawi dan sebagainya.

PLAGIASI ADALAH SESUATU YANG DI LARANG TUHAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YUPA

Era Amir al-Mu'minin, 'Umar bin' Abd al-'Aziz