YUPA



Nama                           : Naim Musahri Romadhon
NIM                            : 163231054
Makul                          : Pengantar Sejarah Indonesia
Dosen pengampu        : Eka Yudha wibomo, M.A

Prasasti Yupa Peninggalan Kerajan Kutai Kartanegara

Prasasti Yupa merupakan salah satu bukti sejarah Kerajaan Kutai kartanegara. Dari prasasti inilah diketahui tentang adanya Kerajaan Kutai katanegara di Kalimantan. Salah satu dari prasasti Yupa tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang menyebutkan bahwa kerajaan Kutai kartanegara saat itu diperintah oleh Mulawarman.[1] Tujuh buah batu tulis yang disebut Yupa yang mana ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta tersebut diperkirakan berasal dari tahun 400 M (abad ke-5). Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai. Hanya 7 buah prasasti Yupa tersebut lah sumbernya. Penggunaan nama Kerajaan Kutai sendiri ditentukan oleh para ahli sejarah dengan mengambil nama dari tempat ditemukannya prasasti Yupa tersebut. Letak Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang merupakan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia.
Dari prasasti Yupa tersebut terdapat bawah Kerajaan Kutai pertama kali didirikan oleh Kudungga kemudian dilanjutkan oleh anaknya Aswawarman dan mencapai puncak kejayaan pada masa Mulawarman (Anak Aswawarman). Menurut para ahli sejarah nama Kudungga merupakan nama asli pribumi yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu. Namun anaknya, Aswawarman diduga telah memeluk agama Hindu atas dasar kata 'warman' pada namanya yang merupakan kata yang berasal dari bahasa Sansekerta.[2]
Sebenarnya yupa adalah sebutan bagi tiang dari batu guna mengikat korban (hewan) yang akan di persembahkan kepada dewa-dewa. Pada beberapa suku bangsa yang masih belum tinggi peradabannya masih terdapat kebiasaan untuk mengadakan upacara korban (hewan). Tiang yang dipakai mengikat korban itu dinamakan tugu yupa.
Di kerajaan kutai, yupa tersebut  rupanya mempunyai fungsi yang sama sebagaimana ternyata dari bunyi prasasti itu sendiri. Mengenai bahasa yang pakai dalam prasasti kutai tersebut adalah bahasa sanskerta dan disusun dalam bentuk metrum (syair). Sementara huruf pallawa. Pallawa adalah nama sebuah dinasti di india selatan yang abjadnya banyak dipakai di indonesia.
Prasasti kutai tidak  berangka tahun, tetapi dengan membandingkan huruf-hurufnya dengan huruf pallawa yang dipakai di india, dapatlah diperkirakan bahwa prasasti-prasasti kutai tersebut berasal dari abad V.
Beberapa prasasti yupa kerajaan kutai kartanegara adalah sebagai berikut.
a.       Srimatah sri-narendrasya
Kundunganasya mahatmanah
Putro svavarmmo vikhyatah
Vansakartta yathansuman
Tasya putra mahatmanah
Trayas traya ivagnayah
Tesan trayanam pravarah
Tapo-bala-damanvitah
Sri mulavarmma rajendro
Yastva bahusuvarnnakam
Tasya yajnasya yupo ‘yam
Dvijendrais samprakalpitah
Terjemahannya:
Sang maharaja kudungga, yang amat mulai, mempunyai putra yang termasyhur, sang aswawaman namanya, yang seperti sang angsuman (dewa matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulai. Sang aswawarman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci) tiga. Yang termuka dari ketiga putra itu ialah sang mulawarmma, raja yang berperadapan baik, kuat, dan kuasa. Sang mulawarmman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas amat banyak, untuk peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para brahmana.
b.       Srimato nrpamukhyasya
            Rajnah srimulavarmmanah
            Danam punyatame ksetre
            Yad dattam vaprakesvare
Dvijatibhyo gnikalpebhyah
Vinsatir ggosahasrikam
Tasya punyasya yupo yam
Krto viprair ihagataih
Terjemahanya :
Sang mulawarman, raja mulai dan terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada brahmana yang seperti api, (bertempat) di tanah yang sangat suci (bernama) waprakeswara. Untuk (peringatan) akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini telah dibuat oleh para brahmana yang datang di tempat ini.
c.       Srimad viraja kirtteh
Rajnah sri mulavarmmanah punyam
Srnantu vipramukhyah
Ye canye sadhavah purusah
Bahudana jivadanam
Sakalpavrksam sabhumidanan ca
Tesam punyagananam
Yupa yam stahipito vipraih
Terjemahannya:
Dengarlah oleh kamu sekalian, brahmana yang terkemuka, dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi sang mulawarman, raja besar yang sangat mulia, kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah banyak sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata pohon kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan sedekah tanah (yang dihadiahkan). Berhubungan dengan semua kebaikan itulah tugu ini didirikan oleh para brahmana (sebagai peringatan).  
d.       Sri mulavarmmana rajna
Yad dattan tila parvvatam
Sa dipamalaya sarddham
Yupo yam likhitas tayah
Terjemahannya:
Tugu ini ditulis untuk (peringatan) dua  (perkara) yang telah disedekahkan oleh raja mulawarman, yakni segunung minyak (kental), dengan lampu serta malai bunga.
e.       Sri mulavarmman rajendra(h) sama vijitya partthi(van)
Karadam nrpatimms cakre yatha raja yudhisthirah
Catvarimsat sahasrani sa dadau vaprakesvare
Ba... trimsat sahasrani punar ddadau
Malam sa punar jivadanam pritagvidham
Akasadapam dharmmatma partthivendra (h) svake pure
... ... ... ... ... ... ... mahatmana
Yupo yam sth(apito) viprair nnana desad iha(gataih//)
Terjemahannya:
Raja mulawarman yang tersohor telah mengalahkan raja-raja di medan perang, dan menjadikan mereka bawahannya seperti yang dilakukan oleh raja yudisthira. Di waprakeswara raja mulawarman menghadiahkan (sesuatu) 40 ribu, lalu 30 ribu lagi. Raja yng saleh tersebut juga memberikan jivadana dan cahaya terang dikotanya. Yupa ini didirikan oleh para brahmana yang datang kesini dari berbagai tempat.[3]
Secara garis besar prasasti yupa tersebut menceritakan atau menggambarkan tentang kehidupan politik, sosial dan budaya Kerajaan Kutai kartanegara.[4]


                                  
DAFTAR PUSTAKA
Kartoodidjo, Sartono (1975), Sejarah Nasional Indonesia, (Cet: 2, Dept. Pendidikan dan Kedudayaan).
Widiyatmiko, Kerajaan Kutai, Tersedia: Kerajaan Kutai.pdf/Widiyatmiko.staff.gunadarma.ac.id.

Suwardono (2017), Sejarah indonesia masa hindu-buddha, yogyakarta, ombak.



[1]  Sartono Kartoodidjo, Sejarah Nasional Indonesia, ( Cet: 2, Dept. Pendidikan dan Kedudayaan,1975)
[2]  Widiyatmiko, Kerajaan Kutai, Tersedia: Kerajaan Kutai.pdf / Widiyatmiko.staff.gunadarma.ac.id

[3] Suwardono, Sejarah indonesia masa hindu-buddha, ombak, yogyakarta, 2017
[4] Sartono Kartoodidjo, Sejarah Nasional Indonesia, ( Cet: 2, Dept. Pendidikan dan Kedudayaan,1975)

semoga bermanfaat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STUDI FILOLOGI BAGI PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN

Era Amir al-Mu'minin, 'Umar bin' Abd al-'Aziz