Thaharah (sesuci)
Nama :
Naim Musahri Romadhon
Kls :
SPI/2B
NIM :
163231054
THAHARAH
Pentingnya
Bersuci
Memelihara
kebersihan dan menghindari semua jenis kotoran adalah kewajiban bagi setiap
umat Islam. Tidak ada sholat yang diterima tanpa Kesucian diri. Kesucian diri
adalah setengah dari keimanan. Ada dua jenis kebersihan: yaitu kebersihan fisik
dan kebersihan rohani. Kesucian diri berarti suci dari kotornya pakaian,
kotoran yang melingkupi, dan kotoran dari buang air. Jenis bersuci ini perlu
menghilangkan kotoran fisik dari tubuh seperti pakaian, tanah, dll, dengan
menggunakan air bersih. Kotoran dapat dihilangkan dengan mencuci, melakukan
wudhu untuk sholat, mandi, dan tayammum.
Kesucian
spiritual memerlukan kesucian diri dari najis dan kesyirikan, keraguan mengenai
keyakinan ilahi, pikiran jahat, dan berbagai penyakit non-fisik yang menyerang
seseorang, seperti iri. Kesucian spiritual ini dapat dicapai dengan cara ikhlas
hanya kepada Allaah, melakukan segala perbuatan baik hanya demi diri-Nya, dan
mengikuti dan meniru sunnah Rasul-Nya. Ia
juga membutuhkan kesucian jiwa dari pengaruh dosa, kesalahan dengan
berbuat kebaikan, pertobatan yang tulus kepada Allaah.
Sumber-sumber
Thaharah
Kesucian
diri diperoleh dengan menggunakan air bersih, ysng tidsk dicampur dengan bahan
yang mengubah bentuk aslinya. Contoh dari air bersih (dari sebagian besar
peradaban dunia), air sumur segar, air hujan, air dari mata air, air sungai,
air salju, air laut, air Zam-Zam. Juga air bersih yang dianggap sebagai zat
pembersih. Contoh pembersih dari alam tersebut seperti debu yang suci, pasir,
tanah, atau batu alam yang ditemukan di muka bumi. Pembersih alam membersihkan
kotoran ketika tidak ada pasokan air yang cukup, atau ketika salah satu sumber
air tersebut mengandung penyakit.
Sumber-sumber
Kotoran
Ketika
kotoran mengubah rasa, bau, atau warna air, ketika itu pula air tersebut tidak
dapat digunakan untuk membersihkan. Jika air mampu mempertahankan bentuk aslinya
dan dengan demikian, baik warna, bau, atau rasa tidak terjadi perubahan, maka
air akan tetap murni dan dapat digunakan
membasuh kotoran lebih jauh. Zat tercemar yang membuat yang membuat air tidak
murni termasuk limbah tubuh manusia dan hewan, seperti kotoran atau urin. Juga,
darah yang keluar dari setiap bagian hewan yang mati yang belum benar
disembelih, kecuali untuk kulit, dianggap tidak murni.
Tatakrama
Pergi ke Kamar Mandi
Umat
Islam tidak perlu diwajibkan untuk mencari daerah yang jauh dari jangkauan
orang lain ketika menghadapi buang air besar maupun kecil. Para ahli menganggap
bahwa memasuki kamar mandi dengan sesuatu yang mengandung nama Allaah (seperti
mengutip dari Al-Qur’an, buku-buku Islam, dll) tidak baik, kecuali kalau seseorang khawatir bahwa mungkin lupa
atau salah bicara. Seseorang sebaiknya menahan diri dari berbicara saat
menggunakan toilt. Juga, jika ia keluar darinya, ia harus menghindari menghadap
kiblat (arak Ka’bah ke Mekkah) atau memutar memalingkan darinya. Trotoar, daerah
di mana orang berkumpul untuk mengobrol atau mencari tempat teduh, sumber air
mereka, pohon berbuah, dan sebagainya, sebaiknya tidak digunakan untuk
meredakan diri.
Sebelum
memasuki kamar mandi di mana orang bermaksud untuk membuang kotoran, dianjurkan
untuk membaca doa sebagai berikut:
“Bismillaahi Allaahumma inii a’udzu bika min
al-khubuthi wal-khabaa-ith”
(Artinya: Dengan nama
Allah. Ya Allaah! Aku berlindung kepadamu dari godaan jin laki-laki dan dari
jin perempuan).
Ada hikmah dibalik
menyebut nama Allah saat sebelum memasuki kamar mandi adalah dicegahnya jin melihat
bagian pribadi manusia ketika seseorang mengucapkan nama Allah sebelum memasuki
kamar mandi. Kita sebaiknya tidak harus
menarik pakaiannya yang sebenarnya meringankan dirinya. Setelah selesai dari
kamar mandi dan meninggalkan daerah tersebur, sebaiknya mengucapkan:
“Ghufraanak” (Artinya: Ya Allaah! Saya mencari ampunan-Mu).
Pembersihan
Setelah Menggunakan Kamar Mandi
Seseoang
sebaiknya tidak perlu menggunakan kotoran atau tulang hewan untuk membersihkan
bagian pribadi setelah buang air. Ia sebaiknya tidak menggunakan tangan
kanannya untuk menyentuh organ seksualnya saat kencing atau membasuh setelah buang air. Orang harus
membersihkan dirinya dengan zat, seperti batu, tanah, atau tangan yang diikuti
dengan air. Tangan kiri sebaiknya
digunakan sebanyak nungkin untuk prosedur ini.
WUDHU
Bagaimana
Melakukan Wudhu
Mereka yang berniat
melakukan wudhu harus melakukannya dengan mengikuti cara berikut:
1.
Berniat di dalam
hati untuk melakukan wudhu sebagai tindakan ketaatan kepada Allah dan mencari
ridho-Nya.
2.
Kemudian orang
tersebut harus menyebutkan nama Allah (Bismillah) pada awal melakukan wudhu.
3.
Tangan harus
dibasuh tiga kali pada awal wudhu, bersihkan juga antara sela-sela jari.
4.
Berkutnya kita
harus berkumur dan menghirup air ke dalam hidung dan meniupnya dengan tangan
menekan jika memungkinkan.
5.
Seluruh muka harus
dibasuh paling kurang sekali, dari atas dahi sampai pada bagian bawah dagu, dan
selanjutnya telinga.
6.
Kemudian, lengan
harus dibasuh mulai dari tangan, dan dilanjutkan (dan termasuk) siku. Lengan
kanan yang dibasuh pertama, kemudian kiri.
7.
Kemudian harus
mengusap kepalanya dengan tangan basah dari bagian atas dahi ke belakang dari
garis rambut, dan kemudian kembali ke depan rambut di mana ia memulai.
Kemudian, dengan air yang tersisa di tangan saat menyeka kepala, untuk
membersihkan bagian dalam dan bagian luar telinga, dilanjutkan ke belakang
telinga dengan ibu jaari.
8.
Akhirnya, kaki merasa
harus dibasuh, dimulai salah satu dengan bagian kanan, termasuk pergelangan
kaki dan tumit, dan dilanjutkan ke bagian sela-sela jari kaki dengan
menggunakan jari kelingking. Hal
yang lebih disukai untuk menjaga urutan yang disebutkan di atas dalam sebuah
rangkaian perintah. Dianjurkan untuk melakukan wudhu tanpa terlalu lama menyela
waktu di antara setiap stepnya. Dianjurkan juga, lebih baik bersihkan gigi
sebelum memulai wudhu dan sholat. Hal ini juga dianjurkan yaitu ulangi membersihkan
berbagai bagian tubuh selama wudhu sebanyak dua atau tiga kali. Satu-satunya
pengecualian untuk mengusap kepala dan membersihkan telinga. Bagaimanapun, kewajibannya
adalah membasuh tiap bagian sekali, dan masing-masing tidak lebih dari tiga
kali. Dimulai dengan sisi kanan ketika membasuh dan kaki selama dianjurkan.
Juga dianjurkan untuk membaca doa berikut setelah mengakhiri tindakan wudhu:
اَشْهَدُ اَنْ لآّاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
Komentar
Posting Komentar